Anda Disini: UKMPPD » Materi » Hipertensi Urgensi : Pengertian dan Terapi

Hipertensi Urgensi : Pengertian dan Terapi

Pengertian Hipertensi Urgensi

Hipertensi urgensi adalah tekanan darah yang sangat tinggi di mana terjadi peningkatan tekanan sistolik lebih dari 180 mmHg dan atau tekanan darah diastolik lebih dari 120 mmHg. Dokter biasa menulisnya dengan tekanan darah > 180/120.

Hipertensi Urgensi
Terjadi peningkatan tekanan darah yang sangat tinggi

Jika tekanan darah ini menimbulkan komplikasi yang serius disebut dengan hipertensi emergensi. Komplikasi tersebut misalnya encephalophaty hipertensi, perdarahan retina, papilledema, gagal ginjal akut atau AKI. Pembahasan tentang hipertensi emergensi berada di halaman lain.

Pasien dengan hipertensi urgensi dapat memiliki gejala ringan atau benar – benar tanpa gejala apapun pada tekanan darah >180/>120. Gejala ringan yang terjadi biasanya nyeri kepala namun tanpa gangguan organ.

Hipertensi urgensi ini lebih sering terjadi pada pasien yang tidak teratur mengonsumsi obat hipertensi dan dietnya yang tidak teratur, serta konsumsi garam yang berlebihan.

Beberapa Pertanyaan Mengenai Hipertensi Urgensi :

Seberapa cepat kah tekanan darah harus diturunkan?

Tekanan darah harus diturunkan dalam hitungan beberapa jam sampai hari, namun pada pasien dengan risiko iskemia cerebral atau jantung diturunkan lebih lambat.

Berapakah target penurunan tekanan darah?

Tekanan darah dapat diturunkan sampai <160/<100 mmHg, akan tetapi mean arterial pressure (MAP) tidak boleh diturunkan lebih dari 25 persen dalam 2-4 jam pertama.

Mengapa Penurunan Tekanan darah tidak boleh terlalu cepat ?

Tekanan darah tidak boleh diturunkan terlalu cepat karena risiko efek samping (stroke, AKI, infark miokard) dapat terjadi karena perfusi jaringan tidak adekuat.

Belum ada bukti penelitian kebermanfaatan penurunan tekanan darah secara cepat pada pasien hipertensi urgensi tanpa gejala.

Sublingual Nifedine dapat menyebabkan penurunan tekanan darah yang tidak diprediksi dan tidak terkontrol sehingga menyebabkan komplikasi iskemik. latih kemampuan Anda mengenai hipertensi di latihan soal penyakit dalam

Terapi Hipertensi Urgensi

Sebelum memulai terapi hipertensi urgensi perlu dilakukan pemeriksaan fisik dan laboratorium secara menyeluruh untuk memastikan tidak ada kerusakan organ yang terjadi.

Terapi non farmakologis dengan menempatkan pasien ke ruangan yang tidak berisik untuk istirahat. Dalam sebuah penelitian pasien yang berada di ruangan yang sepi dapat menurunkan tekanan darah sampai 20 mmHg.

Penurunan tekanan darah segera dilakukan pada pasien yang memiliki risiko tinggi mengalami komplikasi kardiovaskuler. Pasien dengan risiko komplikasi hipertensi seperti aneurism aorta (Peleberan pembuluh darah arteri, jika pelebaran pembuluh darah pada vena disebut varises) atau anureisma intrakranial harus diberikan terapi :

  1. Oral clonidin 0,2 mg
  2. Oral Captopril 12,5 mg Sublingual
  3. Pasien kemudian diobservasi beberapa jam kemudian.

Saat ini penurunan tekanan darah dengan menggunakan nifedipine sublingual sudah tidak diperbolehkan karena risiko menyebabkan infark miocard atau infark serebral. Hal ini disebabkan penurunan tekanan darah di bawah ambang batas untuk pengaturan perfusi jaringan sehingga jaringan tidak mendapatkan oksigen yang cukup akibat tekanan darah yang terlalu rendah.

Sedangkan untuk pasien asimptomatik atau dengan gejala ringan, penurunan tekanan darah tergantung pada kondisi pasien. Pasien hipertensi urgensi tanpa keluhan, penurunan tekanan darah dapat dilakukan secara rawat jalan dalam beberapa hari dengan menggunakan obat rutin pasien. Jika pasien sudah meminum obat hipertensi secara rutin maka dosis pengobatan dapat ditingkatkan atau menambahkan regimen obat hipertensi yang lain. Namun jika pasien tidak meminum obat secara rutin perlu ditingkatkan lagi kepatuhan minum obatnya.

Demikian penjelasan mengenai hipertensi urgensi kali ini, semoga bermanfaat.

Daftar Pustaka :

Should a moratorium be placed on sublingual nifedipine capsules given for hypertensive emergencies and pseudoemergencies? – PubMed (nih.gov)

Bagikan Ke Teman Sejawat